ADA ISINYA |
- Direktur Yahoo Pada Mengundurkan Diri
- Bahaya Jalin Cinta Lewat Dunia Maya
- Kecanduan Online Lebih Parah Daripada Kecanduan Rokok
| Direktur Yahoo Pada Mengundurkan Diri Posted: 07 Feb 2012 09:02 PM PST Ketua Dewan Direksi Yahoo Inc., Roy Bostock, dan tiga direktur lain memutuskan mundur dari posisi mereka. Perkembangan ini muncul saat Yahoo memulai perombakan manajemen dan strategi korporat - termasuk perundingan soal rencana penjualan saham Yahoo di Alibaba Group dan Yahoo Japan. Menurut kantor berita Reuters, pengunduran diri mereka diutarakan Bostock secara tertulis kepada para pemegang saham Yahoo pada Selasa waktu AS. Bostock bersama tiga direktur lain, yaitu Vyomesh Joshi, Gary Wilson, dan Arthur Kern, juga memastikan tidak akan lagi ikut dalam pemilihan dewan direksi baru pada pertemuan tahunan pemegang saham. Menyikapi perkembangan itu, Yahoo telah menunjuk Alfred Amoroso dan Maynard Webb sebagai direktur independen. Amoroso adalah mantan Ketua Eksekutif Korporat Rovi Corp. dan Webb pernah menjadi Ketua Operasional Korporat eBay. Menjadi salah satu pionir bisnis layanan jasa informasi di Internet, Yahoo tengah mengalami tekanan dari para investor untuk kembali bangkit. Dalam beberapa tahun terakhir pendapatan dan kinerja bisnis Yahoo terus menurun sehingga beberapa kali mereka mengganti CEO. Pimpinan Yahoo pun dianggap telah salah menerapkan strategi korporat. Para pemegang saham diketahui menuding Bostock - bersama dengan salah seorang pendiri dan mantan CEO Yahoo yang sudah keluar dari Dewan Direksi, Jerry Yang - sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam menyia-nyiakan tawaran akuisisi dari Microsoft pada 2008. Pimpinan Yahoo juga dikritik tidak mampu membuat perencanaan yang matang soal investasi korporat di laman Alibaba dan aset-aset berharga mereka lain di Asia. Para investor berharap Yahoo akan menjual atau memisahkan aset-aset mereka di Asia. Bostock sementara ini tetap menjadi Ketua Dewan Direksi hingga Yahoo menggelar pertemuan tahunan, yang akan berlangsung beberapa bulan mendatang. Dalam pertemuan itu, dewan direksi yang baru akan memilih pengganti Bostock. |
| Bahaya Jalin Cinta Lewat Dunia Maya Posted: 07 Feb 2012 08:48 PM PST Kencan via dunia maya salah satu cara paling umum untuk memulai sebuah hubungan. Tetapi penelitian terbaru menunjukkan kencan dalam jaringan justru makin menyulitkan seseorang menemukan pasangan yang tepat. Sebuah analisis terhadap 400 situs kencan online mengungkap, dunia maya memang menawarkan akses luas untuk bertemu para lajang lain. Tapi di saat bersamaan pengguna akan kewalahan menentukan seseorang yang tepat karena banyaknya pilihan yang tersedia. Penelitian yang dilakukan Northwestern University dan dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science in The Public Interest juga menemukan proses yang terlibat dalam hubungan lewat dunia maya bukan tidak mencipta hubungan yang kuat. Temuan juga menunjukkan bahwa profil di situs online tidak sepenuhnya berguna dan dapat mengaburkan objektifitas mitra potensial. Penulis utama Eli J Finkel menjelaskan, "Kencan online sesuatu yang buruk dalam mempertemukan para lajang. Ada dua masalah di dalamnya, " katanya. Pertama, seseorang harus meneliti daftar profil yang tak berujung. Situs kencan online juga kerap menampilkan profil yang tak berbicara banyak mengenai diri mereka. Kedua, katanya, terlalu banyak pilihan bisa menjadikan seseorang putus asa menemukan yang terbaik. Finkel menyebut, berbelanja di "supermarket cinta" membuat orang memiliki terlalu banyak pilihan. Dan, pada akhirnya membuat orang malas dan membuat keputusan di saat terakhir. Penggunaan algoritma berdasarkan kepribadian dalam menentukan kecocokan di situs kencan juga diperdebatkan. Algoritma yang dapat mengurangi jumlah mitra potensial dari ribuan untuk beberapa orang, memungkinkan ketidakcocokan sebagaimana dua orang yang bertemu secara acak. "Pada akhirnya, kesamaan prediksi sangat sedikit," katanya pada Washington Post. Finkel menyebut keberhasilan situs kencan online didasarkan pada sesuatu yang tak ilmiah, tanpa tujuan dan berdasarkan data. "Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengetahui apaka (eh) |
| Kecanduan Online Lebih Parah Daripada Kecanduan Rokok Posted: 07 Feb 2012 05:21 AM PST Tahukah kalian ? bahwa Kecanduan Online Lebih Parah Daripada Kecanduan Rokok? Berikut Ulasannya yang dikutip dari stasiun berita Fox News : Studi tim peneliti dari Booth School of Business, Universitas Chicago mengungkapkan bahwa laman media sosial seperti Facebook dan Twitter bisa membuat pe nggunanya kecanduan. Candu ini bahkan sulit ditinggalkan dibandingkan rokok ataupun alkohol.Dalam penelitian yang dikutip stasiun berita Fox News, mereka melibatkan 205 responden untuk menganalisa zat adiktif yang dihadirkan oleh media sosial dan perangkat-perangkat candu lainnya. Studi yang dilakukan selama satu minggu penuh tersebut dilakukan lewat smartphone. Setiap hari, mereka ditanyai sebanyak 7 kali dan diminta untuk melaporkan apakah mereka berhasrat untuk login ke jejaring sosial itu dalam 30 menit terakhir dan apakah mereka memenuhi hasrat itu atau tidak. Mereka juga diminta untuk memberi skala terhadap hasrat itu, mulai dari keinginan biasa-biasa saja sampai hasrat yang sudah tak tertahankan. Secara total, sebanyak 10.558 respon terkumpul dan sebanyak 7.827 di antaranya merupakan hasrat yang sangat tinggi untuk login ke sana. Laporan tim peneliti ini sedang disusun untuk dipublikasikan di jurnal Psychological Science. Namun data-data awal yang didapat The Guardian menunjukkan bahwa tingginya angka 'kegagalan mengontrol diri' terhadap media sosial tersebut merupakan angka tertinggi yang pernah dilaporkan. "Kehidupan modern merupakan campuran dari berbagai keinginan yang ditandai oleh seringnya muncul konflik dan penolakan," kata Wilhelm Hofmann, ketua tim peneliti, dikutip dari Boy Genius Report, 7 Februari 2012. Kuras Waktu Hofmann menyebutkan bahwa publik kemungkinan gagal menangkal hasrat untuk login ke media sosial karena tidak melihat efek buruk langsung dari masuk ke Twitter atau Facebook. Namun, peneliti memperingatkan bahwa tindakan itu pada akhirnya berpotensi menguras waktu pengguna yang bersangkutan. "Hasrat itu bisa jadi sangat sulit untuk ditolak karena jejaring sosial sangat mudah diakses dan juga pelaku melihat bahwa menggunakan jejaring sosial tidak berdampak besar bagi mereka meski ada keinginan pada pelaku untuk tidak login ke sana," kata Hofmann. Dibandingkan dengan rokok dan alkohol, kata Hofmann, biayanya jauh lebih tinggi. Baik dari sisi biaya yang dikeluarkan, ataupun secara jangka panjang. "Jadi, meski menyerah pada hasrat untuk menggunakan media sosial tampaknya tidak memiliki konsekuensi yang besar, namun terlalu sering menggunakan itu tetap akan menguras habis waktu pengguna," ucapnya. Source |
| You are subscribed to email updates from ADA ISINYA To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
| Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 | |

0 komentar:
Posting Komentar